Mengenai Saya

Foto saya
I am a university student in Jakarta I want to pursue my dream for my parents and my family I wish my parents proud to see from heaven....(..._...)ya allah protect me in every step ammin ammin...

Jumat, 30 Maret 2012

:*Siapa yang tak terluka, dialah yang tegar.*:

.·.Apabila Allah hendak menyebar keutamaan
Dia sediakan padanya lidah orang yang dengki

Kalaulah tidak karena nyala api di sekitarnya

Niscaya bau harum kayu gaharu tak dapat diketahui

Perkataan jelek tidak akan memberikan madharat padamu kecuali jika engkau terpengaruh

dengannya, menanggapinya, dan marah karenanya.

Sesungguhnya yang membuatmu sakit adalah karena mendengarnya.

(Dr. A’idh Al-Qarni)

Setiap orang tentu pernah mengalami hal seperti ini. Mendengar gunjingan orang dan menjadikan sebuah ingatan yang selalu terngiang-ngiang, terbekas di hati
meninggalkan luka yang dalam. Siapa yang tak terluka, dialah yang tegar.


Pun begitu dengan saya. Pernah suatu saat saya mengalami kejadian seperti itu. Saya tidak tegar saat itu namun lama kelamaan, terlupakan namun tetap jadi bahan instropeksi diri. Kejadian itu bermula saat diri ini khilaf dan tiba-tiba saja mendengar celetukan mengenai diri saya –dari seseorang yang sangat dekat dengan saya- . Diri ini tertunduk dan terdiam. Saya hanya berkata dalam hati “Saya sudah memaafkanmu kawan, saatnya saya instopeksi”.


Tiada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba daripada bersedekah –dengan kehormatannya- kepada orang-orang yang fakir akhlaknya; dan kepada orang-orang yang miskin harga dirinya. Pahala pasti diperoleh dan dosa-dosa pasti dihapuskan.



Dan tiada perbuatan yang lebih bermanfaat bagi orang yang menghendaki Allah dan negeri akhirat, daripada perbuatan Dhamdham, seorang sahabat yang telah bersedekah dengan kehormatannya pada orang yang mencaci dan menggunjingnya.
Saat kita mendengar satu ucapan yang tidak sedap, lalu memaafkannya, saat itu pula kita memperoleh eloknya kemuliaan, ketinggian, dan kehidupan yang baik. Karena ucapan yang jelek tidak membahayakan orang yang dikenai ucapannya tadi. Tapi justru membahayakan pengucapnya sendiri. Kita tidak pernah mendengar bahwa perkataan dapat meuntuhkan kemulian atau membangun kemuliaan.

(Diilhami dari Tulisan Dr.A’idh Al-Qarni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar