:*Siapa yang tak terluka, dialah yang tegar.*:
.·.Apabila Allah hendak menyebar keutamaan
Dia sediakan padanya lidah orang yang dengki
Kalaulah tidak karena nyala api di sekitarnya
Niscaya bau harum kayu gaharu tak dapat diketahui
Perkataan jelek tidak akan memberikan madharat padamu kecuali jika engkau terpengaruh
dengannya, menanggapinya, dan marah karenanya.
Sesungguhnya yang membuatmu sakit adalah karena mendengarnya.
(Dr. A’idh Al-Qarni)
Setiap orang tentu pernah mengalami hal seperti ini. Mendengar
gunjingan orang dan menjadikan sebuah ingatan yang selalu
terngiang-ngiang, terbekas di hati
meninggalkan luka yang dalam. Siapa yang tak terluka, dialah yang tegar.
Pun begitu dengan saya. Pernah suatu saat saya mengalami kejadian
seperti itu. Saya tidak tegar saat itu namun lama kelamaan, terlupakan
namun tetap jadi bahan instropeksi diri. Kejadian itu bermula saat diri
ini khilaf dan tiba-tiba saja mendengar celetukan mengenai diri saya
–dari seseorang yang sangat dekat dengan saya- . Diri ini tertunduk dan
terdiam. Saya hanya berkata dalam hati “Saya sudah memaafkanmu kawan,
saatnya saya instopeksi”.
Tiada sesuatu yang lebih
bermanfaat bagi seorang hamba daripada bersedekah –dengan kehormatannya-
kepada orang-orang yang fakir akhlaknya; dan kepada orang-orang yang
miskin harga dirinya. Pahala pasti diperoleh dan dosa-dosa pasti
dihapuskan.
Dan tiada perbuatan yang lebih
bermanfaat bagi orang yang menghendaki Allah dan negeri akhirat,
daripada perbuatan Dhamdham, seorang sahabat yang telah bersedekah
dengan kehormatannya pada orang yang mencaci dan menggunjingnya.
Saat
kita mendengar satu ucapan yang tidak sedap, lalu memaafkannya, saat
itu pula kita memperoleh eloknya kemuliaan, ketinggian, dan kehidupan
yang baik. Karena ucapan yang jelek tidak membahayakan orang yang
dikenai ucapannya tadi. Tapi justru membahayakan pengucapnya sendiri.
Kita tidak pernah mendengar bahwa perkataan dapat meuntuhkan kemulian
atau membangun kemuliaan.
(Diilhami dari Tulisan Dr.A’idh Al-Qarni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar