بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
Surat
Terbuka Untuk Saudariku Muslimah
Wahai Ukhti Muslimah…Wahai wanita
yang mengalir keimanan di dalam hatinya…Wahai wanita yang mencintai Allah dan
Rasul-Nya…
Engkau yang telah ruku’ dan sujud,
mengharap dan berdo’a kepada Allah yang Maha Suci lagi Maha Agung.
Engkau adalah seorang yang mempunyai
peran besar dalam kehidupan laki-laki, baik sebagai ibu, istri, saudara
perempuan maupun anak.
Wahai permata yang
terjaga…Berlapanglah dengan sebuah pertanyaan ini…Tidakkah kalian menginginkan
untuk menjadi wanita yang terpilih oleh Allah karena kebaikan…?! Tidakkah
kalian ingin mendapatkan keutamaan yang Allah berikan…?!
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ
وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ
وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ
وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ
وَالذَّاكِرِينَ اللهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً
وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya laki-laki dan
perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan
perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar,
laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`,
laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar.” (Al-Ahzab: 35)
Oleh karena itu saya berpesan kepada
kalian sebagaimana yang Allah Ta’ala perintahkan:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ
بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ
“Orang mukmin yang laki-laki dan
orang mukmin yang perempuan sebagian mereka (adalah) penolong bagi sebagian
(yang lain) mereka menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar.” (At-Taubah: 71)
Dan Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam bersabda:
إِسْتَوْ صُوْا بِالنِّسَآءِ خَيْرًا
“Nasihatilah wanita dengan
kebaikan.” (Muttafaqun ‘alaihi)[1]
Sungguh Allah Ta’ala
senantiasa melihat dan mendengarmu…Sungguh Allah Ta’ala pasti
mengawasi dan memperhatikanmu…
Maka hendaklah engkau takut kepada
Allah Ta’ala, hindarilah jalanan dan tempat terbuka, karena sungguh
jika engkau berada dalam tempat yang terbuka sedang kaum laki-laki melihatmu,
haruslah engkau merasa takut dan khawatir terfitnah dan menjadi penyebab
fitnah.[2]
Tidakkah engkau perhatikan perkataan
sang teladan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
مَاتَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً هِيَ
أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan fitnah
setelahku yang lebih berbahaya atas laki-laki melebihi fitnahnya wanita.” (HR.
Al-Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah dan An-Nasa’i)[3]
Sungguh berbahaya wahai Saudariku
Muslimah jika engkau berada di tempat terbuka, karena perbuatan itu dapat
menjadi perantara bagimu dan lawan jenismu untuk mendustakan perintah Allah
yang Maha Suci lagi Maha Agung yang berfirman:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ
أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ
خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada laki-laki yang
beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (An-Nur: 30)
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ
أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
“Katakanlah kepada wanita-wanita
yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya…,”
Tidak hanya sampai di
situ, bagi wanita, Allah Ta’ala melanjutkan firman-Nya:
وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ
“Dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya…” (An-Nur: 31)
Tidakkah engkau lihat wahai Ukhti
Muslimah, sesungguhnya wanita itu adalah aurat yang bisa menjadi alat dan
perantara setan untuk menjerumuskan kebanyakan kaum laki-laki.
المَرْأَةُ عَوْرَةٌ إِذَا خَرَجَتِ
اسْتَشْرَ فَهَا الشَّيْطَانُ
“Wanita itu adalah aurat. Bila ia
keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki)[4].” (HR. At-Tirmidzi)[5]
Tidakkah engkau perhatikan wahai
Saudariku Mukminah, sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
di atas merupakan peringatan bagi kita terhadap fitnahnya wanita…
Tidakkah engkau meninggalkan semua
sebab dan wasilah yang membangkitkan gejolak syahwat, seperti ikhtilath
(bercampur) dengan yang berlainan jenis, memandang ke tempat-tempat fitnah yang
ada pada tubuh lawan jenis yang bukan mahram, dan perbuatan lain semisalnya…!
Demi untuk menghindari ikhtilat,
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam telah memperingatkan kaum wanita agar
tidak berjalan di tengah jalan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam
Al-Bukhari di dalam Al-Kuna dan Al-Imam Abu Dawud
dalam Sunan-nya, dari Hamzah bin Abi Usaid Al-Anshari,
dari bapaknya radhiyallahu’anhu:
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ
يَقُولُ وَهُوَ خَارِجٌ مَنَ الْمَسْجِدِ فَاخْتَلَطَ الرِّجَالُ مَعَ
النِّسَاءِ فِي الطَّرِيقِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ لِلنِّسَءِ اسْتَأْ خِرْنَ
فَإِنَّهُ لَيْسَ لَكُنَّ أَنْ تَحْقُثْنَ الطَّرِيقَ عَلَيْكُنَّ بِحَافَّاتِ
الطَّرِيقِ فَكَانَتِ الْمَرْأَةُ تَلْتَصِقُ بِالْجِدَارِ حَتَّى إِنَّ ثَوْ
بَهَا لَيَتَعَلَّقُ بِالْجِدَارِ مِنْ لأُصُو قِهَا بِهِ
“Bahwa dia mendengar
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda di saat beliau keluar dari
masjid, sedangkan orang-orang laki-laki ikhthilath (bercampur-baur) dengan para
wanita di jalan, maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda
kepada para wanita: “Minggirlah kamu, karena sesungguhnya kamu tidak berhak
berjalan di tengah jalan, kamu wajib berjalan dipinggir jalan.” Maka para
wanita merapat di tembok/dinding sampai bajunya terkait di tembok/dinding
karena rapatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Abu Daud)
Dan bukankah kita tidak ingin
disimpangkan oleh Allah Ta’ala sebagai orang yang memiliki mata yang khianat
dan hati yang berpenyakit..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar