Tidak Menyanyangi Yatim Dan Orang
Miskin
Surat Al Maa’uun adalah di
antara surat Makkiyah (yang turun sebelum hijrah) atau surat Madaniyah (yang
turun setelah hijrah). Surat ini berisi penjelasan mengenai orang-orang yang
mendapat ancaman karena mendustakan hari pembalasan. Sifat mereka adalah tidak
menyayangi anak yatim dan orang miskin, juga lalai dari shalat dan riya’ di
dalamnya. Mereka pun enggan menolong orang lain dengan harta atau pun suatu
manfaat.
Allah Ta'ala berfirman,
أَرَأَيْتَ الَّذِي
يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ
عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ
صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ
الْمَاعُونَ (7)
"Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak
menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat
riya' dan enggan (menolong dengan) barang berguna." (QS. Al
Maa'uun: 1-7).
Mendustakan Hari
Pembalasan
Dalam ayat pertama disebutkan,
أَرَأَيْتَ الَّذِي
يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
"Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan hari pembalasan?” (QS. Al Maa'uun: 1-7).
Mengenai kata “الدين” (ad diin)
dalam ayat di atas, ada empat pendapat: (1) hukum Allah, (2) hari perhitungan,
(3) hari pembalasan dan (4) Al Qur’an. Demikian kata Ibnul Jauzi dalam kitab
tafsirnya, Zaadul Masiir (9: 244). Jadi ayat tersebut bisa bermakna orang yang
mendustakan hukum Allah, hari perhitungan, hari pembalasan atau mendustakan Al
Qur’an.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al
‘Utsaimin menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan ad diin adalah hari
pembalasan, sehingga jika diartikan: “Tahukah kamu orang yang mendustakan hari
pembalasan?” Dan beliau menjelaskan bahwa ayat ini ditujukan pada mereka yang
mengingkari hari kebangkitan sebagaimana disebutkan dalam ayat,
أَئِذَا مِتْنَا
وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَئِنَّا لَمَبْعُوثُونَ , أَوَآَبَاؤُنَا الْأَوَّلُونَ
“Apakah apabila kami telah mati
dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami
akan dibangkitkan (kembali)? Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu
(akan dibangkitkan pula)"?” (QS. Ash Shofaat: 16-17).
مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ
وَهِيَ رَمِيمٌ
“Siapakah yang dapat menghidupkan
tulang belulang, yang telah hancur luluh?” (QS. Yasin: 78). Mereka inilah
yang mendustakan ‘yaumud diin’ yaitu hari pembalasan. (Lihat Tafsir Juz ‘Amma,
hal. 274).
Tidak Menyayangi Anak Yatim
dan Fakir Miskin
Setelah menyebutkan mengenai orang
yang mendustakan hari pembelasan, lalu disebutkan ayat,
فَذَلِكَ الَّذِي
يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3)
“Itulah orang yang menghardik
anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”
Dalam dua ayat di atas digabungkan
dua hal:
1. Tidak punya kasih sayang pada
anak yatim. Padahal mereka itu orang yang patut dikasihi. Perlu diketahui,
yatim adalah yang ditinggal mati orang tuanya sebelum ia baligh (dewasa).
Dialah yang patut dikasihi karena mereka tidak lagi memiliki orang tua yang
mengasihinya. Akan tetapi yang disebutkan dalam ayat ini adalah orang yang
menghardik anak yatim. Yaitu ketika yatim tersebut datang, mereka menolaknya
dengan sekeras-kerasnya atau meremehkannya.
2. Tidak mendorong untuk mengasihi
yang lain, di antaranya fakir miskin. Padahal fakir dan miskin sangat butuh
pada makanan. Orang yang disebutkan dalam ayat ini tidak mendorong untuk
memberikan makan pada orang miskin karena hatinya memang telah keras. Jadi
intinya, orang yang disebutkan dalam dua ayat di atas, hatinya benar-benar
keras.
Ayat di atas semisal dengan ayat,
كَلَّا بَلْ لَا
تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ (17) وَلَا تَحَاضُّونَ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (18)
“Sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak
memberi makan orang miskin” (QS. Al Fajr: 17-18). Orang fakir adalah yang
kebutuhannya dan kecukupannya tidak bisa terpenuhi (Shahih Tafsir Ibnu Katsir,
4: 691).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar